Kamis, 07 Juli 2011

Bagaimana Wiwuu Belajar Membaca?

Suatu Sore, saat aku sedang mengerjakan tugas-tugas di rumah, Wiwuu mengatakan sesuatu padaku. "Ibu, mau beli apa? Ini toko buku. Aku kasirnya", ujarnya. Aku menjawab sambil melihat-lihat rak buku yang diimajinasikannya sebagai toko buku, "Ibu mau beli buku yang ada tulisan Google-nya, ada nggak?". Wiwuu mencari buku dengan tulisan yang aku minta. Tanpa bantuanku, beberapa detik kemudian, dia memberikan padaku buku berjudul Google Docs sambil berkata, "Ini buku Googlenya, Ibu".

Aku bertanya, "Harganya berapa?".
"500....5oorb", jawabnya.
Kutanya lagi, "Ada diskon nggak?".
Dia langsung menjawab, "Ada..ada".
"Berapa?", tanyaku lebih lanjut.
Beberapa saat wiwuu menjawab dengan agak bingung, "Diskonnya satu".....

Hehehe...senang mengetahui bahwa Wiwuu sudah mengenali beberapa kata tanpa harus ketakutan belajar mengenali huruf dengan ancaman tidak diterima di SD. Dia belajar sesuai dengan minatnya..betul.
Hampir semua merek mobil yang ada di Semarang, dia kenali logo dan tulisannya. Tak heran dia bisa 'membaca', bila melihat minatnya yang sangat besar pada mobil/ kendaraan. Dia memiliki banyak mobil mainan (sebagian besar sudah dia preteli dan dia jadikan variasi untuk mobil lain), buku tentang bagian-bagian mobil dan buku servis mobil. Dia bahkan punya sebuah mobil imajinasi di ruang duduk depan TV. Saat dia menggunakan mobilnya, akan berantakan sekali. Karena ia akan menggunakan tutup guci kayu sebagai setirnya, terompet mainan sebagai koplingnya, menggunakan kursi dan bantal sebagai pintunya....

Selain itu, dia selalu mengingatkanku, atau siapa saja yang sedang menyetir mobil, untuk menyalakan sein bila hendak berbelok. Sedangkan saat mundur, lampu hazard harus dinyalakan. Tak segan-segan dia yang menekan tombol hazard bila aku lupa.
Dia selalu memperhatikan cara setiap orang mengendalikan roda kemudi. Dia selalu ingin aku yang menyetir. Kenapa? Karena aku selalu memegang roda kemudi dengan kedua tanganku. Dia merasa aman bila roda kemudi dikendalikan dengan dua tangan daripada dengan satu tangan...xixixi.. lucu.

Wiwuu 'membaca' dengan caranya sendiri. Dia sudah mengenali simbol (huruf termasuk simbol juga), meski kalau diminta untuk merangkai huruf, kemampuannya masih terbatas.

Aku percaya bahwa setiap anak memiliki naluri alamiah untuk belajar. Belajar membaca, belajar mengakui kesalahan, belajar memaafkan, belajar berbagi....dan masih banyak belajar lainnya. Bila diselaraskan dengan minatnya, maka belajar akan-secara tidak sadar-dilakukan sepanjang hari dan tidak lagi menjadi sebuah tugas yang melelahkan...

Happy learning, my baby... Ibu akan selalu menemani.

KuntiDevi

Kamis, 30 Juni 2011

Melahirkan = ML

Ngobrol dengan Sensei Dhev dan Bu Rara tentang melahirkan normal. Menyemangati bu Dhevita untuk melahirkan normal, tanpa caesar.

Jadi ingat perkataan bidan di RS. Bunda, 'yang dicari adalah rasa sakitnya'. Bila tidak muncul rasa sakit pada saat melahirkan, maka ada yang g beres. Bisa jadi karena memang belum waktunya melahirkan. Tetapi bisa juga karena ada masalah lain. Jadi, kalau ada rasa sakit, berarti normal. Nikmati rasa sakitnya, semangati bayi dalam kandunngan yang sedang mencari jalan supaya terus turun ke jalur yang semestinya..

Dalam bukunya, Anna May-seorang bidan di North Carolina, mengatakan bahwa melahirkan sebaiknya dinikmati sama seperti Making Love. Mungkin vulgar, tetapi memang ada benarnya. Wanita dikatakan menikmati saat-saat intim, bila otot-otot vagina terasa relax dan mengeluarkan cairan bening yang hangat..
Cairan yang sama, seperti pelumas-membantu bayi keluar melalui jalan lahir..

Menjadi tugas calon ibu-ayah lah membantu keluarnya cairan pelumas tersebut. Caranya tidak susah, ciptakan suasana intim sesering mungkin bersama pasangan.. Kalau akhirnya berlanjut menjadi intercourse, anggaplah itu bonus bagi keduanya:D

Hmm..jadi pengen hamil lagi..xixixixi:)

Rabu, 04 Mei 2011

Kesialan atau keberuntungan-Keracunan Pewarna Rambut

Beberapa waktu lalu, aku sempat mengalami gejala keracunan 24 jam setelah aku mewarnai rambut di sebuah salon di salah satu mall di semarang.

Sakit kepala luarbiasa..mual..heart burn..lidah dan kulit hipersensitif..urine berwarna gelap..
Setelah mengalaminya selama 3 hari, baru aku sadari aku keracunan. Segera setelah ke dokter langganan yang menegakkan diagnosa hair dye poisoned atas gejalaku, tubuhku mulai memperbaiki diri..

Banyak orang yang kaget mengapa aku mengalami hal ini sementara orang lain, dengan santainya berulang kali mewarnai rambut, tetapi tidak mengalami apa yang menimpaku.

Aku sempat mengutuki kesialanku. Kenapa harus aku?? Badanku sangat sensitif bila berurusan dengan bahan-bahan kimia; kosmetik sekalipun.

Banyak perempuan bisa melakukan perawatan kulit wajah...terkecuali aku. Kulit wajahku memang akan kelihatan berseri, saat menggunakan kosmetik dari dokter/ klinik kecantikan, dan itu membuatku percaya diri.
Meski percaya diri, aku harus menahan rasa sakit di seluruh kulit wajah.. Rasa perih..tidak hanya saat disentuh, dibedaki atau terkena sinar matahari, tetapi perih yang sangat juga menyerang di bagian bawah hidung, setiap kali aku bernafas. Ternyata udara yang keluar dari hidungku, berpengaruh terhadap kulitku! Apakah lalu aku harus berhenti bernafas??

Kutimbang-timbang lagi dengan kepala dan hatiku..
dengan 2 pengalaman yang cukup membuatku merasa tidak nyaman ini, aku memutuskan untuk menggunakan bahan kimia seminimal mungkin untuk diriku..

Aku memang mempercayai bahwa aku berbeda dengan orang lain; tidak hanya tentang isi kepala, tetapi berbeda juga secara fisik. Jadi, tidak masalah dan tak akan merasa terganggu lagi bila aku harus mencari sendiri hal-hal terbaik untuk menjaga hidupku secara mental maupun fisik..

Biar orang lain sibuk bekomentar, aku akan tetap menghargai diriku seperti penciptaku menghargai aku saat Dia memberikan kehidupan sebagai anugrah GRATIS..tanpa biaya atau syarat apapun.

Terima kasih Tuhan, untuk semuanya:)